Heydayat.com – Momen kehamilan adalah waktu paling bahagia bagi setiap wanita menikah di seluruh dunia. Terlebih bagi ibu muda yang hamil untuk pertama kali, saat-saat mengandung adalah waktu yang dinanti dan diharapkan.
Sebagai calon ibu, kita pasti ingin bayi selalu dalam kondisi sehat, baik itu selama masih dalam kandungan sampai dengan saat lahiran. Maka dari itu, memeriksakan kandungan secara rutin dan berkala ke dokter terbaik adalah kebutuhan mutlak bagi setiap ibu hamil. Entah itu terbaik dari segi pelayanan ataupun segi penjelasan.
Tapi sayangnya, bagi ibu hamil yang mengandung untuk pertama kali biasanya kesulitan atau tidak tahu – apa yang harus ditanyakan saat periksa kehamilan ke dokter. Nah, untuk kamu para calon ibu, daripada menunggu inisiatif dari dokter, berikut pertanyaan penting yang harus ditanyakan saat periksa kandungan ke dokter. Mulai dari pertanyaan umum sampai dengan pertanyaan khusus yang biasa dialami oleh para ibu hamil.
1. Bagaimana Kondisi Bayi Dalam Perut?
Pertanyaan pertama dan paling penting saat periksa kehamilan ke dokter adalah tentang kondisi bayi di dalam perut. Sebenarnya untuk hal ini pasti akan dijelaskan setiap dokter kandungan tanpa diminta atau ditanya lebih dulu. Kondisi bayi ini bisa berarti kesehatannya : apakah detak jantungnya normal, pergerakannya aktif, dan sebagainya. Bisa berarti juga posisi bayi : apakah tengkurap, apakah kepalanya di atas atau di bawah, dan lain-lain.
Info ini adalah informasi umum yang akan kamu dapatkan ketika kamu periksa di dokter kandungan saat periksa kehamilan. Bahkan tanpa ditanya, dokter sudah akan menjelaskan sendiri seputar informasi tersebut. Untuk bisa mengetahui kondisi bayi seperti pertanyaan di atas, dokter atau bidan yang memeriksa akan menggunakan alat USG (Ultrasonografi) untuk mengetahui citra si bayi di dalam perut.
2. Apakah Ukuran Bayi Normal Dengan Usia Hamil?
Pertanyaan berikutnya yang wajib kamu tanyakan saat periksa kehamilan adalah soal ukuran bayi. Setiap dokter SPOG pasti punya pedoman bahwa di usia kehamilan tertentu harusnya ukuran dan berat si bayi ada di rentang angka tertentu.
Ukuran bayi penting diketahui karena jika ukuran bayi terlalu kecil dibanding usia kehamilan, maka menunjukkan salah satu kondisi kurang gizi. Kondisi ini berhubungan dengan pola konsumsi makanan oleh si ibu. Begitu juga sebaliknya, jika ukuran bayi terlalu besar dibanding usia kehamilan, itu salah satu tanda kalau konsumsi ibu berlebih dibanding yang dibutuhkan.
Kebanyakan dokter sebenarnya akan menyarankan lebih baik besar di ukuran bayi daripada si ibu. Jika si bayi lebih besar, mereka menganggapnya sebagai “tabungan“. Jadi, ibu bisa mengurangi porsi makanan, khususnya makanan manis sampai beberapa hari kemudian. Sementara jika ibunya yang overweight, bayi akan cenderung lebih kasihan karena ruang gerak di dalam perut jadi lebih sempit dari seharusnya.
3. Kapan Hari Atau Tanggal Perkiraan Lahir (HPL)?
Mengetahui kapan hari lahir adalah hal penting yang bisa kamu tanyakan ke dokter pemeriksa kandungan. Umumnya, hari perkiraan lahir atau HPL dihitung dengan Rumus Parikh atau Rumus Naegele. Dengan kedua rumus ini, HPL dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) kemudian ia akan dijumlahkan atau dikurangi unsur tahun, bulan, hari, dan periode haidnya.
Dari hari tersebut maka akan ditemukan hari perkiraan lahir si bayi. Namun dengan alat yang canggih, kini dokter sudah bisa memperkirakan hari kelahiran bayi dangan cukup akurat bahkan jika si ibu lupa atau tidak tahu kapan terakhir kali haid sebelum ketahuan hamil.
Perkiraan tanggal lahir si bayi jika diketahui lebih awal akan berguna untuk calon ibu dan ayah dalam mempersiapkan segala halnya. Mulai dari menghindari bepergian jauh, mengurangi aktivitas berat, menyampaikan kabar kepada kerabat untuk kesediaan bantuan, dan lainnya. Dengan begini, calon ayah dan ibu bisa punya persiapan lebih baik sebelum kelahiran si bayi.
4. Apa Bisa Cek Jenis Kelamin?
Mengetahui jenis kelamin calon bayi akan sangat beguna untuk calon ayah dan ibu. Tujuannya selain agar tahu lebih awal, juga agar bisa mempersiapkan nama yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
Cara dokter mengetahui jenis kelamin bayi dalam perut adalah dengan melihat hasil citra mesin ultrasonografi atau USG. Jika di area antara kedua paha bagian atas terdapat batang penis, maka gender janin menunjukkan jenis kelamin laki-laki. Umumnya hasil citra gender baru bisa diketahui pada kehamilan usia minimum 4 bulan. Semakin besar usia janin, maka semakin jelas gender si bayi bisa dilihat dan semakin bisa dipastikan.
5. Apa Ada Kelainan Atau Kondisi Khusus Pada Bayi?
Pertanyaan berikutnya saat periksa kehamilan ke dokter adalah soal kondisi khusus pada bayi. Secara umum pertanyaan ini mungkin agak sensitif terutama bagi ibu hamil sendiri. Tapi bagi kebanyakan calon orang tua, pertanyaan ini pasti jadi hal penting yang ingin diketahui selain pertanyaan-pertanyaan yang sudah disebutkan tadi.
Sama halnya jika ingin tahu jenis kelamin bayi, kondisi fisik pada bayi juga bisa diketahui secara bertahap. Pemeriksaan ini bisa diketahui lebih baik jika usia kehamilan sudah menginjak 7 bulan ke atas. Ini karena struktur organ si bayi akan lebih jelas terlihat dimulai pada usia ini.
Oh, iya. Sekadar tips untuk mendukung pertumbuhan atau menghindari kelainan pada janin. Sangat dianjurkan bagi setiap ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat. Jenis-jenis makanan dengan asam folat tinggi di antaranya ada alpukat, kacang tanah, biji bunga matahari, dan lainnya. Opsi lainnya, kamu bisa minum suplemen asam folat yang juga sangat baik untuk pembentukan DNA dan sel otak pada calon bayi.
6. Posisi Plasenta Apakah Bagus/Aman Untuk Bayi?
Plasenta adalah organ sementara yang berkembang selama kehamilan, ia berperan dalam menyalurkan nutrisi dan oksigen untuk si bayi di dalam perut. Biasanya, posisi plasenta akan bergerak dari posisi bawah menuju ke atas seiring usia kehamilan. Normalnya, plasenta harus berada di posisi atas yaitu menjauhi area rahim ketika janin sudah semakin besar.
Yang perlu ibu ketahui, posisi plasenta mungkin bisa mengalami gangguan yang di antaranya karena sebab hamil usia tua (di atas 40 tahun), mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi, hamil kembar, dan beberapa alasan lainnya. Maka dari itu, perlu ibu dan ayah ketahui apakah posisi plasenta aman untuk bayi dan si ibu jika sedang periksa kehamilan ke dokter spesialis kandungan. Karena ia akan berpengaruh terhadap jalannya proses lahiran nanti.
7. Apa Air Ketuban Cukup?
Air ketuban adalah cairan berwarna kekuningan yang posisinya mengelilingi janin di dalam rahim. Fungsi air ketuban ini di antaranya sebagai pelindung janin, pengatur suhu, pencegah infeksi, dan beberapa fungsi lainnya.
Sangat penting untuk ditanyakan apakah air ketuban cukup atau kurang. Air ketuban yang kurang akan jadi risiko tersendiri bagi si bayi. Begitu pula jika air ketuban terlalu banyak, keduanya sama-sama berisiko menumbulkan masalah pada si ibu dan bayi. Maka dari itu, meminta pendapat dan saran langsung dari dokter adalah solusi terbaik jika kamu periksa kandungan ke dokter spesialis atau bidan.
Perlu ibu tahu, air ketuban bisa bertambah dan berkurang seiring waktu. Normalnya, air ketuban akan bertambah sampai usia kehamilan 36 minggu. Pada usia 20 minggu rata-rata volume air ketuban adalah 400 mililiter. Sampai pada masa puncaknya, ia bisa mencapai volume 800 mililiter bahkan sampai 1 liter. Kemudian setelah itu, ia akan mulai berkurang dan semakin berkurang yang mana memandakan bahwa waktu persalinan sudah mulai dekat.
8. Makanan Yang Tidak Boleh Dimakan Atau Harus Dihindari
Selain pertanyaan-pertanyaan spesifik seperti tadi, pertanyaan umum seperti makanan yang harus dihindari adalah salah satu pertanyaan yang perlu kamu sampaikan. Bisa jadi ada kondisi khusus menurut pengamatan dokter bahwa kamu tidak seharusnya memakan makanan tertentu selama masa hamil.
Di poin ini, kita bisa menengok kembali pada pertanyaan nomor 2. Sudah seharusnya jika dalam kondisi hamil, ibu harus pilih-pilih dalam hal makanan. Tujuannya selain agar perkembangan janin jadi baik, juga menghindari risiko-risiko yang tidak diinginkan jika salah mengonsumsi makanan. Risiko yang dimaksud salah satunya adalah terkait ukuran janin apakah normal, terlalu besar atau kecil.
Nah, pada pertanyaan nomor 2, solusi agar ukuran bayi meningkat dan bukannya berat badan si ibu adalah dengan mengonsumsi susu formula khusus ibu hamil dan mengurangi makanan atau minuman manis. Termasuk pula dalam hal ini adalah produk susu dalam kemasan. Karena jenis susu formula lebih banyak diserap janin daripada si ibu. Begitu juga sebaliknya, makanan manis dan susu kemasan membuat berat ibu bertambah, sementara si bayi hanya mendapat lebih sedikit nutrisi darinya.
9. Makanan Yang Bagus Dikonsumsi Saat Hamil
Satu paket dengan pertanyaan sebelumnya, meminta saran dokter untuk makanan yang bagus dikonsumsi selama hamil adalah informasi yang bermanfaat. Walaupun buah-buahan adalah jenis makanan sehat, tapi ada kalanya dokter tidak menganjurkan ibu hamil untuk mengonsumsi beberapa jenis buah selama masa kehamilan.
Sebagai penunjang proses pertumbuhan dan pembentukan DNA bayi, ada baiknya ibu meminta pendapat beberapa produk susu formula yang beredar di pasaran. Selain susu formula, makanan yang umumnya bagus untuk ibu hamil di antaranya ada : Alpukat dengan Asam Folatnya. Jeruk dengan Vitamin C-nya. Yogurt, keju, dan ikan dengan kandungan Kalsiumnya. Hati ayam dengan kandungan proteinnya. Dan masih banyak lagi.
10. Boleh Berhubungan Badan Saat Hamil?
Satu pertanyaan yang harus kamu tanyakan saat periksa janin ke dokter kandungan, biasanya pertanyaan ini lebih banyak ditanyakan oleh si ayah daripada si ibu. Pertanyaan ini adalah tentang apa boleh berhubungan badan alias HB saat hamil muda atau tua?
Jelas sekali jawaban untuk pertanyaan ini adalah “Boleh”. Tapi bolehnya ini dengan beberapa syarat yaitu tidak menimbulkan guncangan terlalu keras saat berhubungan badan, tidak mengeluarkan ‘cairan’ di dalam miss V, durasinya tidak boleh terlalu lama, dan rentang waktunya dibatasi satu minggu sekali saja.
Alasan dari syarat-syarat di atas tadi adalah : Guncangan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bagi ibu dan bayi. Mengeluarkan ‘cairan’ di dalam rahim bisa menimbulkan reaksi khusus terutama nyeri bahkan sakit perut yang berefek pada kesehatan janin. Sementara durasi dan rentang waktu berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi.
Komentar