oleh

Sate Ayam Ponorogo, Si Manis Gurih yang Selalu Jadi Favorit

Heydayat.com – Membahas kuliner tanah air memang tak akan ada habisnya. Setiap daerah memiliki menu khasnya masing-masing yang menggugah selera. Salah satunya adalah sate, olahan daging berbumbu rempah yang ditusuk dengan lidi atau bambu, kemudian dibakar diatas bara arang.

Ada beragam jenis sate di Indonesia, diantaranya ada sate Padang, sate Madura, sate lilit dari Bali, sate klathak dari Yogyakarta, hingga sate buntel dari Solo.

Nah, kali ini kita akan mengenal lebih jauh salah satu sate yang cukup populer di Jawa Timur, yaitu sate ayam Ponorogo. Kira-kira, apa sih yang membuatnya berbeda dibanding sate-sate dari daerah lain? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

 

Keunikan Sate Ayam Ponorogo

Sate Ponorogo Pak Tukri Sobikun, H Suroto
Sate ayam Ponorogo dengan lontong dan sambal kacang (Instagram/@murdwijanto)

Penjual sate ayam Ponorogo tidak hanya menjamur di daerah asalnya, namun juga dapat dengan mudah ditemukan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Sebagai pembanding, sate Madura adalah salah satu saingannya. Bedanya, jika sate Madura memiliki ukuran daging yang kecil, sate Ponorogo ini unik dengan potongan daging fillet-nya yang besar memanjang.

Kalau bahas soal rasa, dagingnya saja sudah enak meskipun dimakan tanpa bumbu sambal kacang. Karena sebelum dibakar, daging direndam dengan bumbu rempah seperti ketumbar, bawang putih, dan gula merah. Ini juga yang membuat sate Ponorogo berbeda dengan sate-sate dari daerah lainnya, khususnya sate Madura, meskipun sama-sama memakai sambal kacang sebagai pelengkap. Cita rasa manis-gurih yang meresap ke dalam daging, menjadikan menu sate ini sebagai salah satu kuliner khas Ponorogo yang wajib kamu cicipi.

Sate Ponorogo Porsi Sekeluarga
Sate Ponorogo porsi untuk sekeluarga (Instagram/@riayulianti85)

Oh, iya. Kamu tim makan sate pakai nasi atau pakai lontong? Keduanya memang sama-sama enak. Tapi kalau di Ponorogo biasanya sate disajikan bersama lontong dan disiram dengan sambal kacang pedas-manis. Disini jarang ada penjual sate yang menyediakan nasi sebagai pendamping hidangannya. Jadi, kalau mau makan sate ayam Ponorogo bersama nasi, mending dibawa pulang saja, yaa!

 

Harga Sate Ayam Ponorogo

Sate Ayam Ponorogo Dibungkus Daun Pisang
Sate ayam Ponorogo dibungkus daun pisang (Instagram/@ponorogokuliner)

Harga sate ayam Ponorogo sangat bervariasi, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 37.000 per sepuluh tusuk. Semakin besar-besar potongan dagingnya, semakin tinggi pula harganya.

 

Lokasi Penjual Sate Ayam Ponorogo

Sate Ponorogo Haji Tukri Sobikun, H Suroto
Sate ayam H. Slamet Sobikun Ponorogo (Instagram/@kuputelu.id)

Penjual sate ayam di Ponorogo ada banyak sekali. Kamu dapat dengan mudah menemukan penjual sate, disini. Pedagang biasanya berjualan dengan gerobak dan menetap di satu tempat saja. Kalau beruntung, kamu juga bisa menemukan penjual sate keliling yang tak banyak jumlahnya.

Butuh referensi tempat eksklusif? Di Ponorogo juga ada yang namanya “Kampung Sate”, lho! Kampung Sate ini adalah sebuah gang di Jalan Lawu, Kecamatan Nologaten. Di kampung ini hampir seluruh warganya menjual sate. Di sepanjang gang kamu akan menemukan banyak rumah makan yang buka antara jam 07.00 sampai jam 21.00. Lokasi Kampung Sate ini sangat mudah dijangkau. Dari Jalan Soekarno Hatta, kamu bisa memilih melewati Jalan Semeru, Jalan Merbabu, atau Jalan Wilis untuk sampai di Jalan Lawu.

Dari sekian banyak penjual sate di Jalan Lawu, salah satu yang paling populer adalah kedai sate milik H. Tukri Sobikun atau H. Suroto. Kedai ini diketahui menjadi langganan mantan Presiden RI, Pak Susilo Bambang Yudhoyono, saat singgah ke Ponorogo.

Sate Ayam Tukri Sobikun Ponorogo
Tugu nama kedai sate ayam Tukri Sobikun Ponorogo (Instagram/@vico_ffee)

Pilihan lain kalau kamu ingin menyantap sate ayam Ponorogo yaitu di kawasan pertigaan Ngepos, Jalan Gadjah Mada. Lokasinya sekitar satu kilometer ke arah timur dari Alun-alun Ponorogo melalui Jalan Jederal Sudirman. Atau jika kamu datang dari arah Madiun melalui Jalan Soekarno Hatta, kamu hanya perlu berjalan lurus ke arah selatan hingga ujung jalan Jl. HOS. Cokroaminoto. Kamu akan menemukan warung-warung yang berjajar menjual sate ayam di sisi kiri jalan.

 

Jam Buka-Tutup Kedai Sate Ponorogo

Jam buka dan tutup setiap kedai sate ayam Ponorogo berbeda-beda. Biasanya penjual sate membuka lapaknya mulai dari sore hingga malam hari. Untuk pilihan waktu yang tepat, kamu bisa datang antara jam 7 pagi sampai jam 8 malam.

 

Sate Ponorogo, Oleh-oleh Khas Kota Reog

Sate Ponorogo Dibungkus Besek Untuk Dibawa Pulang
Sate Ponorogo dibungkus besek untuk dibawa pulang (Instagram/@vico_ffee)

Saat berkunjung ke Ponorogo, tidak perlu bingung harus beli oleh-oleh apa untuk dibawa pulang. Sate ayam Ponorogo bisa banget untuk dijadikan sebagai buah tangan. Sate kamu akan ditata rapi didalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu atau biasa disebut besek. Oleh-oleh akan disiapkan beserta sambal kacang yang sudah dikemas secara terpisah. Tujuannya agar sate jadi lebih awet, bahkan bisa disimpan sampai dua hari. Jadi, rasanya tetap terjaga meskipun dibawa ke luar kota.

Oh, iya. Kamu juga bisa request untuk ditambahkan lontong juga, lho!

Kalau sudah tak sabar mencicipi buah tangan ini, kamu bisa cepet-cepet menyantap sate ini sesampainya di rumah. Saat sampai di kota tujuan, kamu tinggal menyeduh sambal kacang dengan air panas untuk dinikmati bersama satenya. Praktis, bukan?

Itulah sedikit ulasan tentang sate ayam Ponorogo yang sudah terkenal kemana-mana. Bagaimana? Sudah semakin penasaran dengan rasanya? Berkunjung ke Ponorogo, jangan lupa mencicipi sate yang satu ini, ya!

(Amalia/Mdu)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *