Heydayat.com – Siapa yang tak kenal dengan Jembatan Suramadu? Suramadu adalah jembatan penghubung antara Pulau Madura dan Pulau Jawa, khususnya Kota Surabaya.
Nama Suramadu memang kependekan dari “Surabaya Madura”, yaitu jembatan dengan jalan lintas yang menghubungkan 2 daerah. Jalan ini jadi penghubung bagi mereka yang ingin melakukan pergerakan. Suramadu jadi opsi lain selain menggunakan kapal penyeberangan (kapal feri).
Menjadi jembatan terpanjang nomor 1 di Indonesia, ia memang punya daya tarik tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Berbeda ceritanya bagi yang hobi memancing, Jembatan Suramadu punya kesan tersendiri di hati mereka yang pernah merasakan mancing di sana.
Sedikit pengalaman yang saya rasakan, tapi cukup membuat puas bisa merasakan mancing di spot luar biasa ini. Lalu seperti apa sebenarnya spot mancing ini dan bagaimana cara memancingnya? Berikut info mancing di lokasi Pancang atau Kaki Jembatan Suramadu.
Tentang Spot Pancang Jembatan Suramadu
Tanggal 06 Oktober 2024, saya berkesempatan merasakan mancing di lokasi Jembatan Suramadu, tepatnya di kaki jembatannya. Berangkat dari domisili di tengah Kota Surabaya, meluncur malam hari dan baru pulang tengah siang di hari berikutnya.
Siapa sangka, Surabaya yang secara geografis cuma punya selat (bukan laut) ternyata ada spot mancing yang bisa disebut “mancing laut” juga? Selat Madura, tepatnya di bawah Jembatan Suramadu adalah spot favorit bagi mereka, pemancing sekaligus pencinta ikan air asin di Surabaya.
Sedikit informasi tentang Jembatan Suramadu, dibangun pada 2003 dan selesai pada 2009, jembatan ini ditopang oleh puluhan kaki penyangga berukuran raksasa. Nah, kaki-kaki jembatan ini disebut juga dengan “pancang” oleh kebanyakan orang yang bermukim di dekat Jembatan Suramadu.
Secara spesifik, pancang memiliki arti tiang bambu, besi, atau lainnya yang ditancapkan ke dalam tanah. Melihat konstruksi jembatan ini, kaki Jembatan Suramadu dipasang pancang-pancang besi, bukannya full beton yang bertumpu ke dasar laut.
Secara sederhana, konstruksi pancang bertujuan untuk mengurangi hambatan arus air. Dengan konstruksi ini, kaki jembatan akan minim dorongan dari kencangnya arus air laut. Arus air akan melewati celah pancang yang berjarak antara satu sama lain.
Berbeda dengan menanamkan semen cor ke dasar laut, sistim full beton akan menghambat lewatnya arus air. Artinya, arus akan langsung menghantam beton dan membuat benturan atau getaran kuat pada kaki jembatan. Inilah yang membuat bangunan jadi tidak awet dan berrisiko.
Kembli ke spot mancing, Pancang Suramadu jadi tempat menarik untuk mencari ikan karena konstruksi pancang yang berupa tusukan besi jadi rumah dan tempat bersembunyi bagi beberapa jenis ikan. Sebut saja ikan kerapu dan barramundi. Mereka yang paham betul teknik memancingnya pasti mudah mendapatkan ikan ini kalau ikan tadi sedang ada di lokasi tersebut.
Spot & Waktu Terbaik
Secara umum, pancang sisi Madura adalah spot yang lebih baik untuk spot memancing dibanding pancang sisi Surabaya. Alasannya karena sisi Madura airnya lebih jernih, sementara sisi Surabaya lebih keruh berwarna cokat seperti air lumpur.
Menurut yang saya amati, tepat di tengah-tengah Jembatan Suramadu ada 2 pancang yang masing-masing menyangga tiang tertinggi. Pancang di posisi tengah yaitu Pancang 46 dan Pancang 47. Jika dibagi rata, maka sisi Surabaya ada 46 pancang dan sisi Madura ada 46 pancang juga. Untuk nomornya, sisi Surabaya ada Pancang 1 sampai Pancang 46, sementara sisi Madura ada Pancang 47 sampai Pancang 92.
Menurut kebanyakan pemancing di sini, pancang di sisi Madura antara 1 sampai 7 dari pancang paling tengah adalah spot terbaik. Berarti spot yang dimaksud adalah Pancang 47, 48, 49, 50, 51, 52, dan Pancang 53.
Untuk waktu terbaik mancing di lokasi ini, kebanyakan angler akan berangkat saat malam antara jam 8 sampai jam 11 malam. Waktu ini disebut terbaik karena 2 alasan. Pertama, ikan aktif makan saat jam-jam malam. Alasan yang kedua, spot pancang merupakan spot bebas yang tidak selalu tersedia buat pemancing. Saat sudah ada regu pemancing lain yang menempati pancang, mau-tidak-mau kamu harus memilih spot yang lainnya.
Perlu kamu tahu, untuk satu pancang bisa ditempati banyak pemancing sekaligus. Bahkan puluhan pemancing bisa berada di satu lokasi/pancang. Masalahnya, arus dan angin kencang membuat setiap pinggiran pancang tidak ideal untuk dijadikan tempat memancing.
Karena itu, pemancing menyebut kalau jumlah ideal untuk mancing di pancang adalah 8 orang. Atau 5 orang saja dengan masing-masing orang pegang 2 pancingan.
Ikan Target
Target utama mancing di spot Pancang Jembatan Suramadu yaitu ikan kerapu dan ikan cukil alias barramundi. Ikan ini jadi incaran karena ukurannya paling besar dibanding rata-rata ikan yang sering didapat pemancing.
Ikan target berikutnya yang juga jadi incaran di sini yaitu jenis ikan pari. Menurut info sesama angler, ikan pari yang pernah didapat pemancing di sini yaitu seberat 24 kilogram.
Di luar ikan target utama, jenis ikan lain yang sering didapat di spot ini yaitu ikan gulama, selar, kething, laosan, sembilang, dan ikan kiper.
Untuk jenis ikan gulama atau kebanyakan pemancing di sini menyebutnya ikan glomoh, ini jenis yang paling banyak memakan umpan saat mancing dengan teknik dasaran.
Umpan Mancing
Umpan andalan kebanyakan pemancing di tiang Jembatan Suramadu ada beberapa. Yang pertama yaitu udang hidup dan udang mati. Udang hidup banyak digunaan pemancing untuk mencari target ikan kerapu atau ikan cukil (barramundi).
Sedangkan untuk umpan udang mati, ia cocok untuk mancing teknik dasaran dengan banyak target ikan. Mulai dari ikan laosan, glomoh, sembilang, kiper, kething, dan ikan pari.
Umpan lainnya, kamu bisa menggunakan umpan klelet. Cuma untuk umpan satu ini memang harganya lebih mahal dan jarang dipakai di sini.
Satu lagi umpan yang banyak dipakai di sini yaitu pakai rangkaian Sabiki. Sabiki adalah umpan tiruan berbentuk ikan kecil yang terbuat dari plastik pita dan benang mengkilap. Ikan yang sering didapat jika memakai umpan jenis ini yaitu ikan selar, kething, gulama, dan baby GT.
Jam Aktif & Pasif
Ngomongin jam aktif, ikan di sini rajin makan umpan saat jam 10 malam sampai jam 1 dini hari. Di atas jam 1 sampai jam 4 pagi, ikan mulai kurang makan bahkan cenderung berhenti sama sekali.
Berlanjut di jam 5 pagi sampai siang jam 10, ikan mulai aktif nggondol umpan lagi.
Saat subuh dan pagi, usahakan mulai memancing menggunakan rangkaian Sabiki. Ikan selar biasanya mudah didapat di jam-jam antara jam 5 sampai jam 10 siang. Saat memakai rangkaian sabiki, usahakan menarik dan ulur secara pelan, tapi tidak terlalu pelan juga.
Saat tarikan ikan menggunakan Sabiki mulai kurang, kamu bisa lanjut mancing dasaran memakai umpan udang. Opsi lainnya, pancing sabiki kamu tinggal atau sanggong saja, biasanya ikan tetap akan memakan rangkaian setelah beberapa lama ditinggal.
Estimasi Biaya Mancing
Dibanding spot mancing laut pada umumnya, menurut saya biaya mancing di pancang Suramadu ini tergolong murah. Meski begitu, sebagian orang mungkin menganggapnya tidak murah karena beberapa alasan. Untuk detail biayanya, berikut deskripsinya.
Untuk 2 sampai 6 orang angler, ongkos sewa perahunya Rp 150.000 sudah untuk antar-jemput. Jika berangkat sendirian, biasanya dihitung Rp 100.000. Begitu juga kalau lebih banyak dari 6 orang, biayanya bukan lagi Rp 150.000, tapi bisa lebih dari itu.
Sewa perahu berlaku untuk antar jemput, bukan untuk mancing di atas perahu. Usahakan minta kontak orang perahu kalau sewaktu-waktu kamu minta dijemput atau diantarkan makanan dan lainnya.
Komentar