Heydayat.com – Mau olahraga sambil menikmati alam? Yuk, kesini aja! Budug Asu, namanya. Tempat wisata alam sekaligus olahraga yang ada di Malang ini belakangan memang lagi rehype. Iya, rehype!
Awal hype-nya tempat ini memang sudah sejak tahun 2020. Tapi, sampai sekarang, nyatanya belum banyak yang tahu tempatnya. Bahkan saat diketahui, siapapun pasti akan “gatel” ingin cepat-cepat datang ke tempatnya.
Tentang Budug Asu

Namanya yang aneh, membuat banyak orang pasti penasaran – seperti apa tempatnya, khususnya bagi warga Jawa Timur.
Ya, Budug Asu adalah nama tempat – yang mana, nama ini diambil dari 2 kata dari bahasa Jawa Timuran. Budug berarti “Keropeng” atau sejenis penyakit/luka, sedangkan Asu berarti “Anjing”.
Dengan kata lain, Budug Asu berarti Keropeng Anjing atau Borok Anjing.
Berbeda dengan arti namanya, Budug Asu ternyata tempat yang menyenangkan dan memanjakan mata. Tempat ini adalah spot wisata yang asyik untuk cuci mata atau olahraga.
Pilihan Olahraga
Bahas olahraga, yang cocok dan keren untuk dilakukan di sini adalah light hiking (mendaki ringan) ataupun trail running (lari medan alam). Light hiking cocok buat kamu, para pendaki pemula. Sementara untuk yang suka olahraga ekstra, kamu bisa lelarian di bukit ini.

Pilihan olahraga lainnya, kamu bisa melakukan motor trail ataupun off road jeep. Buat yang tak punya kendaraan off road atau enggan menyewa, pilihannya tentu jatuh pada opsi sebelumnya.
Sebelum topik bahasannya semakin kejauhan, ada baiknya langsung ke intinya saja. Karena judul artiketnya seputar kegiatan trail run di Budug Asu, yuk, berikut adalah ulasannya.
Lokasi Budug Asu
Tempat olahraga ini letaknya ada di kawasan Kebun Teh Wonosari, Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur.
Kalau tidak populer dengan nama Budug Asu, kamu bisa datang ke lokasi Kebun Teh Wonosari saja. Pasti lebih tahu.

Harga Tiket
Untuk bisa masuk ke Budug Asu via Kebun Teh Wonosari, harga tiket masuknya terbagi jadi :
Hari | Tiket Masuk Per Orang |
Weekdays : Senin s/d Jum’at | Rp 15,000 |
Weekend : Sabtu & Minggu | Rp 20,000 |
Sementara untuk kendaraannya :
Jenis Kendaraan | Tiket Masuk |
Sepeda Motor | Rp 2,000 |
Mobil / Bus | Rp 5,000 |
Tempat ini buka setiap hari, mulai dari jam 06.00 sampai jam 18.45.
Oh iya. Tak hanya sebagai tempat wisata olahraga, di sini juga tersedia tempat untuk kemping ceria atau fun camp. Tempat ini mempunyai area parkir yang sangat luas. Tempat parkirnya yang luas inilah yang kemudian digunakan sebagai area berkemah. Ini terlihat dari papan nama yang terpasang di sana, yang menunjukkan bahwa separuh area bisa digunakan pengunjung untuk berkemah.
Jarak Tempuh Dan Elevasi
Budug Asu adalah kawasan dataran tinggi yang lebih cocok disebut perbukitan. Ketinggian puncaknya ada di angka 1.400 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut).
Jarak tempuh menuju puncak Budug Asu dari Kebun Teh Wonosari kurang lebih sekitar 3,7 hingga 5 kilometer. Sedangkan total jarak untuk naik-turun bukit adalah sekitar 8,5 kilometer. Memerlukan waktu setidaknya 1,5 jam jika ditempuh dengan trail running. Sementara untuk yang sudah pro, mungkin bisa kurang dari waktu tersebut.
Dengan posisi puncaknya di ketinggian 1.400 MDPL, dan titik start ada di ketinggian 960 MDPL, maka hitungan elevasi atau total ketinggian yang akan kamu dapat kurang lebih sekitar 440 meter.
Medan Atau Trek

Kombinasi trek di sini adalah batuan makadam dan tanah liat. Setiap trek punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika musim hujan, jalur makadam lebih menguntungkan dibanding jalur tanah liat. Sebaliknya, saat kemarau jalur tanah liat lebih nyaman di kaki, meski masih cenderung licin.
Sepanjang perjalanan, pemandangan yang terlihat di awal trekking adalah hamparan kebun teh. Memasuki kilometer ke-2, kamu akan menjumpai pepohonan pinus yang tinggi dan lebat. Sisanya, kamu juga akan menemui perkebunan kopi di sepanjang trek yang kamu lalui.

Saat trail run di Budug Asu, medan yang paling berat adalah medan batu kerikil. Dibanding medan lainnya yang berupa tanah berrumput, medan seperti ini akan sedikit menghambat jika kamu memakai sepatu ber-alas tipis. Karenanya, usahakan gunakan sepatu trail run yang memadai, jangan gunakan sepatu untuk road running.
Selain medan bebatuan, satu lagi medan yang dirasa paling berat. Tanjakan Dhemit, sebutannya. Tanjakan Dhemit atau bahasa lainnya “tanjakan setan”, adalah tanjakan curam nan licin sebelum menuju puncak. Panjang tanjakan ini kira-kira sejauh 50 meter. Setelah tanjakan ini, kamu akan menemui tanjakan lainnya, tapi tidak se-ekstrem saat melewati Tanjakan Dhemit.

Jalur Landai
Diantara kilometer ke-3, kamu akan menemui persimpangan jalan. Persimpangan ini membedakan antara jalur landai (jalur mobil jeep) dan jalur melewati Tanjakan Dhemit.
Jika memilih rute Tanjakan Dhemit saat mendaki, saat menuruni bukit, kamu bisa memilih rute lain melewati jalur motor cross atau jeep. Rute ini sedikit lebih panjang namun lebih landai dan menyenangkan.

Sebenarnya, rute ini juga bisa kamu pilih saat naik bukit – untuk menghindari tanjakan curam dan licin di Tanjakan Dhemit. Tapi, sepertinya akan kurang “greget” kalau trail run hanya mengambil rute yang monoton saja.
Puncak Budug Asu

Sampai di puncak, kamu bisa istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan dari ketinggian. View yang bisa dilihat dari puncak Budug Asu adalah Gunung Arjuno di sisi Barat Laut. Sementara di sisi Tenggara, kamu bisa melihat pegunungan Bromo dari kejauhan.
Puncak Budug Asu memiliki kontur tanah yang cukup bagus jika digunakan pendaki untuk berkemah. Dilihat dari luas areanya, perkiraan, puncak ini bisa menampung sekitar 30 tenda ukuran sedang. Sementara kekurangannya adalah area puncak yang cenderung terbuka dan minim pepohonan sebagai penghalang. Ini bisa jadi risiko tersendiri untuk tenda pendaki jika terjadi badai saat musim hujan.
Turun Bukit
Selesai istirahat dan foto-foto, selanjutnya turun bukit melewati jalur landai. Jika jarak tempuh melewati Tanjakan Dhemit adalah sejauh kurang-lebih 3,7 kilometer, jarak melewati jalur landai adalah sejauh kurang-lebih 5,1 kilometer. Sehingga selisih jarak tempuhnya adalah sekitar 1,5 kilometer.

Trek di jalur ini berupa tanah liat keras bekas lintasan mobil jeep. Saat turun akan lebih enak jika sambil lelarian. Cuman, saat lewat trek bebatuan, ada baiknya mengurangi kecepatan untuk menghindari terjatuh saat lari.
Waktu ideal turun bukit adalah 40 menit hingga sampai di area wisata Kebun Teh Wonosari.
Rest & Refreshment

Mendaki Budug Asu via Kebun Teh Wonosari kurang meyakinkan kalau tidak review juga soal fasilitasnya. Sebelum menutup ulasan, ada beberapa hal yang sepertinya penting tapi kelupaan.
Untuk fasilitasnya, di sini sudah disediakan tempat untuk MCK alias toilet. Kamu bisa bersih-bersih dan ganti pakaian setelah menjelajahi bukit. Ada juga musala untuk beribadah.
Tempat parkir yang disediakan juga cukup luas. Harga karcisnya sudah termasuk biaya masuk kawasan kebun teh. Jadi, tak perlu bayar lagi.
Tak cuma itu, di sini juga ada penginapan dan rumah makan. Uniknya lagi, setelah nge-trail, kamu bisa refreshment sambil minum teh yang disediakan secara gratis di tempat penukaran tiket.
Pindah Lokasi
Sebagai tambahan informasi, jika waktunya terlalu singkat untuk menjelajah Bukit Budug Asu, selesai turun bukit – kamu bisa langsung berangkat menuju Bukit Suwati Sunset yang ada di Nongkojajar. Tempatnya memang lumayan jauh dari lokasi kebun teh Wonosari. Perjalanannya butuh sekitar 1 sampai 1,5 jam jika sambil mencari lokasinya.
Yang menarik dari Bukit Suwati adalah puncaknya cukup ditempuh sejauh kurang lebih 1,3 kilometer saja. Hanya perlu waktu 7 sampai 10 menit dari lokasi parkir kendaraan.
Meski jarak tempuhnya dekat, pemandangan dari puncak Bukit Suwati tak kalah bagus dari puncak Bukit Budug Asu. Hanya saja, bukit ini bukan tempat wisata populer. Selain itu, dilihat dari luas area puncaknya, bukit ini cuma bisa menampung paling tidak 20 pengunjung, perkiraan maksimal dan idealnya.

Selesai muncak ke Budug Asu, dilanjut muncak ke Bukit Suwati Sunset. Bukan untuk menarget jumlah puncak, tapi jika bisa merasakan pengalaman di dua tempat berbeda dalam sehari, tak ada salahnya, bukan? Selain itu, kalau kamu penggemar aktivitas trail running, mendaki Budug Asu tentu bukan apa-apa.
Untuk foto selengkapnya dan detail lainnya, klik di “laman berikutnya”!
Komentar